Minggu, 18 Desember 2016

Konsep Pendidikan Sepanjang Hidup

Konsep Pendidikan Sepanjang Hidup
Konsep ini akan dikemukakan secara rinci karena mendasari arah baru dunia pendidikan. Ide dan konsep pendidikan sepanjang hayat bukanlah sesuatu yang baru. Sebagai konsep yang lebih alamiah dan sekaligus sebagai gerakan global yang merambah ke berbagai negara memang baru dirasakan pada tahun 70-an. Pada zaman Nabi Muhammad saw, 14 abad yang lampau, ide dan konsep itu telah disiarkan dalam bentuk satu imbauan “ Tuntunlah ilmu sejak di buaian hingga ke liang lahat”. Dalam kenyataan hidup sehari-hari dari dahulu sudah dapat dilihat bahwa pada hakekatnya orang belajar sepanjang hidup, meskipun dengan cara yang berbeda-beda, dan melalui proses yang tidak sama. Jika seorang petani  berusaha mencari tahu mengenai cara-cara baru dalam bercocok tanam, pemberantasan hama, dan pemasaran hasil yang lebih menguntunkan, semua itu adalah pertanda bahwa belajar itu tidak dibatasi oleh usia. Hal semacam itu tidak terkecuali juga berlaku pada pedagang, pengrajin, seniman, pendakwah, dan lain-lain, lebih lagi guru. Dorongan belajar sepanjang hayat itu terjadi karena dirasakan sebagai kebutuhan. Setiap orang merasa butuh untukmempertahankan hidup dan kehidupannya dalam menghadapi dorongan-dorongan dari dalam dan tantangan alam sekitar, yang selalu beruabah. Sepanjang hidupnya manusia memang tidak berada didalam suatu vakum. Mereka dituntut untuk mampu menyesuaikan diri secara aktif, dinamis, kreatif, dan inovatif terhadap diri dan kemajuan zaman.
Daftar Pustaka

Umar, Tirtarahardja dan S.L La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar