Dasar
Pemikiran John Dewey
John
Dewey menganggap negara sebagai bentuk masyarakat tertinggi. Untuk itu
pendidikan harus diarahkan kepada pembentukan warga negara yang baik. Filsafat
hidup yang dianutnya pragmatisme. Dewey mengukur nilai manusia dengan kehidupan
praktis. Apakah suatu itu palsu atau benar tergantung pada praktik dan
hasilnya. Jika dalam praktiknya gagl, maka hal itu doisebabkan adanya
kepalsuan. Bagi Dewey, betul atau tidaknya sesuatu tergantung pada hasil yang
dicapai.
John
Dewey sering mempraktikan metode eksperimental. Baginya berbuat ilmiah adalah
berbuat eksperoimental. Bagi Dewey, proses pendidikan mempunyai dau segi, aspek
sosiologis dan psikologis. Dalam mengisi dan mengembangkan pendidikan, menurut
Dewey harus mengetahui apa yang ada pada si anak untuk dikembangkan. Kita juga
perlu mengetahui kemana potensi-potensi anak itu harus disalurkan. Semua harus
diabdikan kepada kehidupan sosial. Dengan begini pendidikan adalah suatu proses
sosial.
Berkaitan
dengan hal tersebut, Dewey menunjukan adanya empat karakter pada anak, yaitu :
a. Sosial.
b. Suka
membentuk/membangun.
c. Suka
menyelidiki.
d. Suka
kepada kesenian sebagai suatu alat ekspresi.
Jika
kebanyakn sekoah mempunyai format “sekolah mendengar”, maka Dewey mengubahnya
sebaga “sekolah bekerja”. Dalam praktiknya, Dewey terpaksa harus berdamai
dengan: “sekolah lama”. Salah satu dari gagasan Dewey adalah apa yang disebut
sebagai “metode proyek” yang banyak dipraktikan di berbagai lemabaga pendidikan
dan sekolah. Buku-bukunya antara lain: School
and Society (sekolah dan masyarakat), dan How We Think (bagaiamana kita
berpikir).
Daftar
Pustaka
Nata,
H. Abudin.2012. Pemikiran Pendidikan
Islam dan Barat. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar